gambar

Blog Archives

Twitter Sufisme News

Rabu, 07 November 2012

BAB 15 : TUJUAN IBADAH LAHIR DAN IBADAH BATIN


KITAB SIRRUL ASROR BAB 14
PENYUCIAN DIRI
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ اْلشَّيْطَا نِ الْرَجِيْم بِسْمِ اللهِ اْلَرّحْمنِ اْلرَحِيْمِ
اَشْهَدُ اَنْ لا َاِلَهَ اِلا الله وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
اَلله ُوَحْدهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ حَقُّ الله - رَحْمَةُ الله – رِضَأ الله


Lima kali sehari semalam, pada masa yang telah ditentukan, Sholat diwajibkan kepada semua Muslim yang baligh dan berkuasa. Ini diperintahkan oleh Allah:

حٰفِظوا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلوٰةِ الوُسطىٰ وَقوموا لِلَّهِ قٰنِتينَ
Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk. (Surah al-Baqaraah, ayat 238).

Sholat menurut peraturan agama (rukun sembahyang) terdiri daripada berdiri, membaca Quran, rukuk, sujud, duduk, membaca dengan kedengaran beberapa doa. Pergerakan dan perbuatan ini melibatkan bahagian-bahagian tubuh, pembacaan diucap dan didengar melibatkan pancaindera dan deria, adalah Sholat diri lahir. Karena tindakan diri lahir ini dilakukan berulang-ulang, acapkali, di dalam setiap lima waktu sehari, bagian pertama menurut perintah Allah "Dirikan sembahyang", adalah lebih dari satu. Bahagian kedua perintah Allah "terutamanya sembahyang pertengahan" merujuk kepada Sholat hati, kerana hati berada di tengah-tengah pada kejadian manusia. 

Tujuan Sholat ini adalah mendapatkan kesejahteraan pada hati. Hati berada di tengah-tengah, antara kanan dan kiri, antara depan dan belakang, antara atas dan bawah, antara kebaikan dan keburukan. Hati adalah pusat, titik pengimbang, penengah. Nabi s.a.w bersabda, 

"Hati anak Adam berada di antara dua jari Yang Maha Penyayang. Dia balikkan ke arah mana yang Dia kehendaki"

Dua jari Allah adalah sifat kekerasan-Nya yang berkuasa menghukum dan sifat keindahan-Nya dan pengasih-Nya yang memberi rahmat dan nikmat.

Hakikat Sholat adalah sembahyang hati. Jika hati lalai dari SholatSholat lahir tidak akan teratur. Bila ini terjadi kesejahteraan dan kedamaian lahiriyah yang diharapkan diperoleh dari Sholat lahir itu tidak diperoleh. Sebab itu Nabi s.a.w bersabda, 

"Amalan sembahyang mungkin dengan hati yang diam".

Sembahyang adalah penyerahan makhluq kepada Sang Kholiq. Ia adalah pertemuan di antara hamba dengan Tuannya. Tempat pertemuan itu ialah hati. Jika hati tertutup, lalai dan mati, begitu juga maksud sembahyang itu, tidak ada kebaikan yang sampai kepada diri lahir dari sembahyang yang demikian, kerana hati adalah intisari atau hakikat atau zat bagi jasad, semua yang lain bergantung kepadanya. Nabi s.a.w bersabda,

"Ada segumpal daging di dalam tubuh manusia, jika ia baik maka baiklah semua anggota tetapi jika ia jahat maka jahat pula semua anggota. Ketahuilah, itulah hati".

Sholat yang diperintahkan oleh agama (syariat) dilakukan pada waktu tertentu, lima kali sehari semalam. Sebaiknya dilakukan di dalam masjid secara berjamaah, menghadap ka'abah, mengikut imam yang tidak munafik dan tidak ria'.

Masa untuk bersembahyang batin tidak terbatas waktu dan tidak berkesudahan, bagi kehidupan ini dan juga akhirat. Masjid bagi sembahyang ini ialah hati. Jamaahnya ialah bakat-bakat kerohanian, yang mengingat dan mengucapkan nama-nama Allah Yang Esa di dalam bahasa alam batin. Imam sembahyang ini ialah kehendak yang tidak dapat disekat, arah kiblatnya ialah keesaan Allah, yang di mana-mana, dan keabadian-Nya dan keindahan-Nya. 

Hati yang sejati adalah yang bisa melakukan 
Sholat yang demikian. Hati yang seperti ini tidak tidur dan tidak mati. Hati dan roh yang demikian berada di dalam sembahyang yang berterusan, dan manusia yang memiliki hati yang demikian, sama saja dia dalam jaga atau tidur, senantiasa berbuat kebaktian. Sembahyang batin yang dilakukan oleh hati adalah keseluruhan kehidupannya. Tiada lagi bunyi bacaan, berdiri, rukuk, sujud atau duduk. Pembimbingnya, imam sembahyang itu adalah Rasulullah s.a.w sendiri. Baginda berkata-kata dengan Allah Yang Maha Tinggi, 
 إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ
"Engkau  yang kami sembah dan Engkau jualah yang kami minta pertolongan". (Surah Fatihaah, ayat 4). 

Ayat suci ini ditafsirkan sebagai tanda manusia sempurna, yang melewati atau melepaskan diri dari menjadi kosong, hilang kepada segala kebendaan, kepada suasana keesaan. Hati yang sempurna demikian menerima rahmat yang besar daripada Ilahi. Satu dari rahmat itu dinyatakan oleh Nabi s.a.w, 
"Nabi-nabi dan yang dikasihi Allah meneruskan ibadat mereka di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka ketika mereka hidup di dalam dunia". 

Dalam lain perkataan kehidupan abadi hati meneruskan penyerahan kepada Allah Yang Maha Tinggi.
Bila sholat tubuh badan dan sholat diri batin berpadu, maka sembahyang itu lengkap,  sempurna. Ganjarannya besar. Ia membawa seseorang secara kerohanian kepada kehampiran dengan Allah, dan secara lahir kepada peringkat yang paling tinggi mampu dicapai. Dalam alam kenyataan mereka menjadi hamba Allah yang taat. Suasana dalaman pula mereka adalah orang arif yang memperoleh hakikat makrifat tentang Allah. Jika sembahyang lahir tidak bersatu dengan sembahyang batin, ia adalah kekurangan. Ganjarannya hanyalah pada pangkat atau kedudukan, tidak membawa seseorang hampir dengan Allah. 

رَبَّنَا اَتِنَا فِى اْلدُنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اْلنَّارِ. وَاْلحَمْدُ للهِ رَبّ ِاْلعَالَمِيْنَ
رِضَــا يَاالله ……….. الفاتحة 


Silahkan Baca Juga Artikel yang Terkait:

Comments :

1

assalamualaikum

Kami admin Fp : http://www.facebook.com/IslamicMotivationIndonesia
Kami ingin mengundang saudara untuk menjadi admin Fp baru kami http://www.facebook.com/pages/Ayat-Ayat-Cinta/223037647831635
untuk membantu kami mengatasi wahabi, jika berminat like fp
http://www.facebook.com/pages/Ayat-Ayat-Cinta/223037647831635 dan message huruf besar

Wassalam

Anonim mengatakan...
on 

Posting Komentar

LANGGANAN ARTIKEL

sufisme

Masukkan Email Anda dan Anda akan mendapatkan artikel terbaru dari sufisme news langsung di email Anda

 

Baner Links